Sisi Gelap Seorang Pemimpin

Perilaku Toxic Seorang Pemimpin yang Harus Diwaspadai

Topik mengenai Leadership tidak pernah usang, dan pandangan tentang teori leadership terus berkembang. Pandangan leadership mulai dari leader adalah “great man” hingga dark-side of leadership. Namun, kita tidak bisa menutup mata bahwa objek kajian leadership adalah manusia yang punya “the dark-side” atau sisi gelap. Lipman-Blumen melakukan studi mengenai dark-side of leadership dan menemukan istilah TOXIC Leadership. Dalam riset-riset selanjutnya, ke-TOXIC -an seorang leader terletak pada persepsi sebagai berikut:

  1. “Saya tidak butuh saran”: Para toxic leader suka dikelilingi oleh orang-orang “YES MAN” daripada berhadapan dengan bawahan yang kritis.
  2. “Saya mendapatkan pelayanan yang special”: Pemimpin seharusnya mengelola otoritas dan pengaruh mereka dengan penuh integritas, humanisme dan kejujuran.
  3. “Anak Muda Tau Apa”: Kecenderungan toxic leader pada status quo sering membuat penilaian “underestimate” terhadap ide-ide fresh dan innovative yang muncul dari generasi muda.
  4. “Tidak seharusnya ada yang memprotes keputusan saya”: Sedikit kesempatan bagi bawahan untuk memberikan feedback yang jujur meskipun berdasarkan data fakta. Masukan-masukan yang diberikan oleh bawahan seringkali diabaikan.
  5. “Saya lebih penting dari seluruh bawahan”: Pemimpin yang baik memfasilitasi bawahan agar naik dan berkembang.

Al-Quran Membahas Sisi Gelap Kepemimpinan

Al-Quran menjelaskan bahwa manusia memiliki “trap” atau dark side yaitu sering mengeluh, sibuk, dan lemah. Hal ini pun ada dalam diri seorang leader. Oleh karena itu, ketika kita ingin menjadi seorang leader yang baik, kita harus belajar toxic leadership behavior karena sebagai leader kita semua memiliki the dark-side of leader.

Pentingnya Menyadari Potensi Toxic Leadership Behavior

Sisi gelap tersebut harus disadari, diukur seberapa gelap sisi diri kita, diterima, dan diperbaiki. Sebagai peneliti di bidang ini, kontribusi yang ingin saya lanjutkan adalah bagaimana “toxic Leadership behavior” bisa terukur secara objektif sehingga membangun kesadaran bagi para pemimpin dan calon pemimpin akan perilaku berbahaya ini bagi sustainability organisasi atau masyarakat yang kita bangun. Toxic leader dapat membuat organisasi/masyarakat menjadi mundur kebelakang.

Kontributor/Penulis: Ani Wahyu Rachmawati

Back To Top