Rindu dalam hening

Oleh: Lisa Kustina

Di senyap malam, aku memanggil namamu, Ayah,

Meski tahu, hanya sunyi yang menjawab lirih.

Bayangmu hadir dalam tiap hembus napasku,

Namun tangan ini tak mampu merengkuh.

 

Kehangatan pelukmu, masih terasa di hati,

Canda tawa yang dulu menghiasi hari.

Kini tinggal kenangan yang tergurat di langit,

Mengenangmu, bagaikan mengejar bayangan pagi.

 

Ayah, bagaimana kabarmu di sana?

Adakah kau mendengar rinduku?

Langit malam menjadi saksi setiap doaku,

Semoga kau Bahagia di surgaNYA.

 

Kadang, aku tersenyum mengingat nasihatmu,

Yang kini menjadi lentera dalam langkahku.

Tapi air mata tak tertahan, Ayah,

Saat sadar kau tak lagi di sini melihatku tumbuh.

 

Ayah, aku takkan lupa,

Bagaimana kau ajarkan keberanian disaat aku takut melangkah.

Walau kau tak lagi di sini menggenggam tanganku,

Masih kurasakan Kehangatan cinta darimu.

 

Ayah, aku ingin berbagi cerita,

Tentang hidup yang terus berjalan tanpamu

Nasihatmu adalah warisan terindah untukku,

Menguatkanku saat jatuh dan hancur

 

Ayah, meski jarak memisahkan dunia kita,

Rinduku tak mengenal batas,

Hingga tiba waktu kita bertemu kembali,

Di surga, tempat kau menungguku dengan senyuman

 

“Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah Ayahku. Dan muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah jalan masuknya, bersihkanlah beliau dengan air yang jernih dan sejuk, dan bersihkanlah beliau dari segala kesalahan seperti baju putih yang bersih dari kotoran. Dan gantilah tempat tinggalnya dengan tempat tinggal yang lebih baik daripada yang ditinggalkannya, dan keluarga yang lebih baik, dari yang ditinggalkannya juga. Masukkanlah beliau ke surga, dan lindungilah dari siksanya kubur serta fitnahnya, dan siksa api neraka.”Aamiin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top