Mengukur Ibadah Orang Lain

Ditulis oleh: HGY

Ibadah bukan preferensi tapi kewajiban. Lebih jauh lagi, ibadah adalah kebutuhan setiap insan yang Allah ciptakan. Ibadah hakekatnya sama untuk setiap orang, fiqih dan rukun memuat semua aturan. Namun implementasi dari ibadah bisa berbeda untuk masing-masing jiwa. Tidak ada ukuran pasti cara mengukur apakah ibadah yang sudah dilakukan sesuai indikator minimal kebutuhan.

Mengukur ibadah sendiri bisa saja secara kuantitatif. Apakah rukun-rukun sudah dilaksanakan sesuai aturan. Namun apakah bisa diukur secara kualitatif? Skala apa yang digunakan? Wallahualam, hanya diri sendiri yang bisa menjawab.

Mengukur ibadah sendiri saja sudah sulit. Manusia kenapa sempat-sempatnya mengukur ibadah orang lain, ditambah menghakimi pula. Kamu salah, aku benar. Kamu kurang tepat, aku paling tepat, cara kamu aneh, cara aku paling sempurna. Siapa kita berhak menilai dan mengukur ibadah orang lain?

Allah maha besar dan maha menilai. Biar saja Allah yang menilai ibadah kita. Tak perlu coba-coba untuk menjadi tim penilai karena kita tidak bisa mengukur ibadah orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top