Oleh: HGY
Dalam kehidupan setidaknya ada komunitas yang memiliki satu atau lebih persamaan minat atau misi. Mereka yang satu frekuensi adalah mereka yang memahami kita tanpa perlu banyak bicara dan bertanya namun yang bisa merasakan kebahagiaan dan kesedihan meski hanya melalui tatapan mata. Mereka adalah orang-orang yang hadir di saat senang dan di saat sulit. Mereka yang tidak lupa juga saat momen bahagia setelah membantu dan dibantu pada masa sulit.
Satu frekuensi selalu siap mendukung dan memberikan energi positif. Seperti dua gelombang radio yang berada pada frekuensi yang sama, komunikasi dan interaksi dengan mereka berjalan lancar dan harmonis. Frekuensi yang sama jarang instant. Waktu yang tidak dibangun dalam waktu singkat, tetapi melalui proses panjang saling mengenal, memahami, dan tentu menghargai. Abaikan dengan istilah semakin dekat semakin bisa seenaknya.
Komunitas dengan frekuensi yang sama menjadi cermin diri sendiri. Spektrum alur yang hampir serupa dengan minat dan visi misi dunia menuju akhirat. Mereka yang satu frekeunsi sering kali memberikan masukan yang jujur dan tulus. Tulus tanpa melihat benefit apa yang bisa diambil. Tentu hal ini membantu kita tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam Islam, persahabatan yang baik diibaratkan seperti dua tangan yang saling membersihkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang muslim adalah cermin bagi muslim lainnya. Jika ia melihat aib pada dirinya, ia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari).
Hadits lain juga menyebutkan bahwa identifikasi diri terlihat dari circle dimana dia bergaul. Htam putih penilaian sosial. Bukan melarang bergaul dengan orang yang suka mencopet tapi jangan salahkan ketika banyak berinteraksi dengan mereka lama-lama kita disebut pencopet. Rasulullah SAW mengingatkan, “Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud).
Ini menunjukkan betapa besar pengaruh circle terhadap kehidupan dan tindak tanduk prilaku kehidupan.