Konon ada 2 jenis manusia:
“Pertama, berpikir dulu baru bertindak.
Kedua, bertindak dulu baru berpikir.”
Adab lahir dari kelompok pertama, tenang, bijak, pertimbangan matang, klarifikasi sebelum aksi, saring sebelum sharing, memilah sebelum memilih, sehingga jarang terjadi penyesalan.
Kelompok kedua adalah pribadi darurat, grasa urus, kadang seperti kalap, tak terkendali, sering lahir keputusan penuh penyesalan.
Hidupnya seperti kerasukan, karena seolah melupakan akibat dari perbuatan. Bahkan, seringkali merasa paling benar.
Hati-hati kawan,
Telah banyak pelajaran dari mereka yang menyesal.
Karena tak mau sedikit berpikir sebelum bertindak.
Walau pengakuannya seolah paling bijak, dia sejatinya sedang membuka tabir nya sendiri.
“Ilmu nya tidak meningkatkan Adab – nya. Karena pengetahuan tidak dijadikan standar dalam tindakan.”
Manusia disekitarnya paling hanya bertanya “Entah apa yang merasukimu, kawan?”
Pantas jika Imam Malik berkata “Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Penegasan agar pengetahuan bisa meningkatkan kebijakan dalam tindakan.
Mari belajar kedewasaan kawan,
Tindakan terukur karena paham akibat setelah mau sejenak berpikir.
Ingatlah,
Ukuran kedewasaan itu kecermatan hitungan dalam melakukan pertimbangan.
Karena hidup adalah untaian pilihan dan resiko, maka hanya pribadi yg dewasa yg bisa memilih pertimbangan akurat dengan resiko paling menyelamatkan.
Semoga kita terus belajar menjadi pribadi dewasa penuh pertimbangan, agar masa depan tak akan terisi penyesalan.
InsyAllah….