EROSI KOMITMEN

Oleh: Am.nasrulloh

​Erosi komitmen sepertinya menjadi isu besar akhir zaman. Lemahnya penjagaan pada janji, ingkar pada kesepakatan, hingga pengkhianatan dalam kehidupan bersama (termasuk pernikahan).

​*Akar Permasalahan*

———

Salah satu sebabnya adalah hilangnya kesediaan untuk berjuang, berkorban, dan bertahan. Sehingga membuka pintu bagi konflik, pengkhianatan, perselingkuhan, bahkan perceraian. Untuk membalikkan tren ini, fokus harus dialihkan kepada pembentukan dan penguatan karakter komitmen, serta kesiapan berjuang, berkorban dan bersabar.

​Erosi komitmen terjadi ketika hubungan sudah bersifat transaksional (“apa yang saya dapatkan?”) alih-alih sifat hubungan transformasional (“bagaimana kita tumbuh bersama?”). Tanda-tanda erosi ini termasuk mentalitas exit strategy, yaitu saat terlalu mencari jalan keluar (seperti: cerai) ketika menghadapi kesulitan, daripada mencari solusi.

​Sebab lainnya? Egosentris dimana prioritas diri yang Berlebihan seperti  Mengutamakan kepentingan, keinginan, dan kenyamanan pribadi di atas kebutuhan bersama. Akhirnya… seolah memilih sendiri tanpa empati kepada pihak lain.

​*Solusi Peningkatan Karakter (Internal Reinforcement)*

——–

Maka, solusinya adalah peningkatan karakter sebagai fondasi untuk memperkuat komitmen, daya juang dan kesabaran yang dimulai dari internal individu.

​Karakter pun harus menumbuhkan rasa tanggung jawab yang mendalam atas janji yang diucapkan. Ini berarti mengakui bahwa kebahagiaan hidup bersama (termasuk pernikahan) bukan tanggung jawab pihak lain (atau pasangan) saja, melainkan hasil dari upaya konsisten diri sendiri yang mengikat bersama.

Selain itu, ​resiliensi dan sabar untuk bangkit dari konflik, serta kesabaran untuk melalui masa-masa sulit akan menjadi sangat penting. Penguatan karakter lainnya adalah saat melihat masalah sebagai tantangan yang harus diselesaikan, bukan sebagai alasan untuk melarikan diri.

​Akhirnya yang bisa diupayakan adalah peningkatkan Integritas. Membangun karakter agar perkataan selaras dengan perbuatan, termasuk dalam membela kesetiaan (sehingga hati tak berpindah ikatan). Kejujuran adalah bagian penting dari upaya merajut komitmen diri dan sosial.

Inilah upaya kita, untuk tetap menjaga kehormatan dengan berpegang kepada komitmen yang telah dilakukan. Semua adalah komitmen kepadaNya, dengan perlindungan dan penjagaanNya. Maka, mulailah semua komitmen karenaNya, laksanakan komitmen dengan aturanNya, serta berusalah hidup sesuai kehendakNya.

InsyAllah komitmen akan kuat tanpa pengkhianatan…

Mari saling mengingatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top