Pada awalnya, aku ingin merubah dunia, dan dunia pun tak kunjung berubah. Lalu, aku persempit untuk merubah sebuah negara, itu pun tetap tak berubah. Aku mundur lagi, hanya merubah sebuah kampung, namun tetap sia-sia karena sulit berubah. Aku persempit hanya untuk merubah keluargaku, namun rasanya sulit juga berubah. Kini, di usiaku yang sudah lanjut, semuanya sepertinya luput dari genggaman ku.  Aku merenung, seandainya sejak awal aku merubah, memperbaiki diri sendiri. Fokus pada perbaikan diri sendiri. Sepertinya lambat laun, keluargaku pun turut berubah, barangkali saudara se-kampung pun terpengaruh ikut berubah, boleh jadi Negara bahkan akhirnya Dunia pun turut berubah.

Demikian, sebuah syair yang menggambarkan keinginan seseorang untuk merubah Dunia, yang akhirnya gagal karena tidak dimulai dari dalam dirinya sendiri. Nabi Muhammad Saw, dalam sabdanya, mulailah dari dirimu sendiri, Ibda binafsika. Menegakkan kebenaran, keadilan, dan perbaikan suatu tatanan, keadaan, komunitas, bahkan negara tidak akan efektif jika tidak diawali dari perbaikan diri terlebih dahulu. Sebab, ketika diri sendiri sudah berupaya menjadi baik dan lebih baik dengan konsisten, istiqomah, maka akan mudah mengajak yang lain untuk berubah lebih baik karena sudah ada contoh dan teladan. Namun, jika tidak, jangan berharap bisa merubah kondisi di sekitarnya. Berat memang, tapi itulah jalannya, jalan berat yang pada akhirnya bisa meringankan beban. Mulailah dari dalam diri, untuk menjadi lebih baik, lebih dewasa, lebih mandiri, dan lebih sempurna. Sebagaimana sebuah ilustrasi, untuk membersihkan suatu bidang atau ruangan maka tentunya harus dengan lap atau sapu yang bersih, jika tidak, malah menjadi tambah kotor. Alih-alih menjadi bersih, malah jadi tambah kotor. Begitulah pentingnya memperbaiki diri sendiri secara terus menerus, sehingga patut menjadi contoh tauladan bagi lingkungan di sekitarnya.

Ibda binafsika. Wallahu a’lam.

Penulis : Rustana Adhi