Kepercayaan Melahirkan Solusi

Ketika menjalani kehidupan di dunia, kita seringkali menghadapi berbagai masalah, baik besar maupun kecil. Namun, ukuran masalah sebenarnya hanya ada di dalam pikiran kita.

Label besar atau kecil yang kita berikan pada setiap masalah justru membuat kita merasa tidak mampu mengatasinya. Akibatnya, kita terjebak dalam masalah tersebut dan sulit menemukan solusi.

Padahal, kita semua tahu bahwa setiap masalah pasti memiliki solusi, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya. Seperti yang dialami oleh ibunda kita, Siti Hajar, yang ditinggalkan di tengah padang pasir bersama putranya, Ismail. Meskipun bekal air minumnya telah habis, Siti Hajar harus tetap mencari air agar dapat menyusui putranya.

Bagi kita, kondisi tersebut dapat dianggap sebagai masalah besar. Namun, kita harus ingat bahwa “Allah tidak memberikan beban kepada seseorang melampaui batas kemampuannya” (QS. Al-Baqarah: 286).

Lalu, apa yang dilakukan Siti Hajar? Dia tidak berdiam diri. Dia berlari kecil di antara dua bukit yang berjarak sekitar 450 meter, tanpa menyadari bahwa dia telah berlari tujuh kali untuk mencari air dan meminta pertolongan. Siapa tahu ada orang yang melewati padang pasir. Dan tentu saja, pertolongan Allah datang ketika Siti Hajar menemukan air di dekat kaki putranya.

Kita harus ingat bahwa masalah yang datang kepada kita hanya bisa kita atasi sendiri. Oleh karena itu, kita perlu belajar bagaimana menghadapi dan menyelesaikan masalah dengan menemukan solusi yang tepat. Meskipun solusinya belum terlihat, kita harus percaya bahwa pertolongan Allah pasti akan datang. Karena sesungguhnya, setelah kesulitan, pasti ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5).

Jika kita masih kesulitan menemukan solusi untuk setiap masalah yang kita hadapi, maka kita perlu mengetahui cara-cara untuk menemukan solusi tersebut. Ada banyak cara, salah satunya adalah menggunakan metode problem solving, yang merupakan keterampilan untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil berdasarkan informasi yang ada agar masalah dapat diselesaikan dengan baik.

Kita juga dapat mengambil teladan dari bagaimana Siti Hajar menghadapi masalah dalam hidupnya. Meskipun harus ditinggalkan oleh suaminya, Nabi Ibrahim, di tengah padang pasir, Siti Hajar menerima dengan hati yang tegar. Dalam perjalanan yang tampak tanpa arah, Siti Hajar pasti berpikir kemana suaminya akan membawanya dan apakah dia akan ditinggalkan.

Namun, meskipun ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim, Siti Hajar tetap patuh dan tunduk. Hal ini menunjukkan pemahaman dan kesepakatan antara Siti Hajar dan Nabi Ibrahim. Setelah itu, Siti Hajar menjalankan perintah suaminya dengan kesabaran dan keteguhan hati.

Siti Hajar mengajarkan kepada kita untuk mempercayai setiap keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin, karena pasti ada alasan di baliknya. Siti Hajar percaya bahwa Nabi Ibrahim memiliki alasan dalam perintahnya. Dan ternyata, itu semua merupakan bagian dari visi yang lebih besar. Dari daerah di mana Siti Hajar ditinggalkan, akan tumbuh sebuah negeri yang berasal dari keturunan Nabi Ibrahim. Melalui Ismail, akan lahir Muhammad, Rasulullah SAW.

Meskipun Siti Hajar tidak tahu persis mengapa mereka ditinggalkan di padang pasir, dia mempercayai bahwa ada rencana dan tujuan yang lebih besar di balik semua itu. Dalam kehidupan kita, terkadang pemimpin menghadapi masalah yang kompleks dan sulit untuk dijelaskan secara langsung. Namun, jika kita memiliki kepercayaan pada pemimpin dan memahami bahwa mereka memiliki tujuan untuk mencapai kebaikan yang lebih besar, kita dapat lebih mudah menerima masalah yang ada.

Demikianlah beberapa poin yang dapat kita pelajari dari cerita Siti Hajar. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi yang tepat.

Referensi:

Hidayati, N., Idris, T., & Handayani, P. H. (2022). Student Problem Solving skills in PBL Model. Biosfer, 15(2), 231–241.

 

Penulis: Sri Utami Wahyuni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top