Ditulis oleh: M. Nadhif Khalyani
Ini adalah kendala dalam jiwa pertama yang harus diselesaikan dalam semua keadaan. Bukan hanya untuk orang yang sedang sakit. Kalimat serupa dengan ini, dirasakan oleh semua orang yang menghadapi problem dan sakit. Orang yang sedang divonis sakit kanker, juga akan menghadapi sulitnya menata batin. Orang yang mengalami perceraian, KDRT, didzolimi, kehilangkan pekerjaan dan lainnya pun mengalami kesulitan menata batinnya. Orang yang sedang sangat marah pun begitu.
Kalimat berpikir positif itu tidak semudah yang diucapkan, hanya saya yang tahu rasa sulitnya, normal dialami. Mari kita lihat gaya bahasa dalam Al Qur’an
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَـوْفِ وَا لْجُـوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ نْفُسِ وَا لثَّمَرٰتِ ۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)
Perhatikan dua bagian dalam ayat ini, kalimat tentang ujian (huruf bold) dan kalimat nasihat Al Qur’an (huruf miring).
Alloh Maha tahu bahwa ujian itu berat. Namun nasihat-NYA adalah berikan kabar gembira pd mereka yang bersabar. Apakah kita akan bilang, saya yang mengalami sakit, sabar itu hanya mudah diucapkan. Atau Sabar itu susah buat saya, atau mikir positif itu susah buat saya yang sakit seperti ini dst. Jika ini terus menerus kita yakini, maka inilah syubhat dalam jiwa, yang bisa berubah menjadi doa. Karena sebagian angan-angan adalah doa. Ujian berat itu fakta, lalu Al-Qur’an mengarahkan kita untuk berpikir positif. Ini bukan hanya kalimat motivasi, tetapi obat yang sesungguhnya.
Ini mindset yang diajarkan Al Qur’an. Semua kembali kepada kita.