EKSISTENSI SEPANJANG MASA

Pada suatu hari di tahun 2035,
“Papa, ini poto kapan?” Seorang anak bertanya kepada ayahnya dalam sebuah mobil canggih dengan teknologi autopilot.
“Oh itu waktu ayah SMU di tahun 2020” jawab ayahnya sambil membuka virtual monitor didekat jendela mobil.
“Lalu siapa ibu-ibu yang ada di samping papa?” Anaknya kembali bertanya…
“Oh itu guru SMU papa.”
“Oh waktu itu ada guru seperti ini ya?”

Deg…

Ayahnya baru sadar, ditahun mereka hidup saat itu semua media pembelajaran sudah digital. Guru semua diganti oleh media berbasis kecerdasan buatan. Belajar tinggal bertanya melalui aplikasi maka semua langsung ada jawaban. Jikalah ada ilmu baru, maka akan otomatis didata utk segera diteliti dan di update oleh dewan pengetahuan.

*******

Cerita diatas awalnya bisa jadi dianggap fiksi, tapi sekarang beberapa sudah mulai terjadi. Ketika… eksistensi manusia seolah mulai bisa berganti. Jangankan murid, guru bisa jadi mulai terlupa oleh para pencari pengetahuan. Karena mereka merasa bahwa aplikasi itu bisa mengganti peran seorang guru dalam memberi pelajaran.
Dampaknya, bisa jadi hilang adab kepada seorang guru, hilang etika pada orang tua, serta hilang peduli kepada sesama. Karena seolah aplikasi bisa mengganti peran antar manusia. Seolah, kecerdasan buatan lebih berharga daripada tulusnya hubungan diantara insan.

Apakah eksistensi itu semakin berkurang?
Apakah keberadaan kita akan tergantikan?
Apakah sesama tak lagi diperlukan?

Sepertinya eksistensi itu kita bisa dipertahankan. Jika kita terus berpikir untuk memberi nilai tambah pada diri dan terus peduli saling menguatkan. Aplikasi bisa jadi menggantikan beberapa kemampuan, namun nilai kasih sayang insan hanya manusia yang bisa memberikan.
Search engine bisa jadi memberi tahu sekian jawaban, namun seorang guru bisa memberikan sekian perhatian.

Saatnya terus belajar mengasah ilmu dengan tetap menjaga eksistensi kemanusiaan.
Saatnya untuk terus meningkatkan kepedulian, tetap hidup penuh perhatian, agar keberadaan kita SULIT tergantikan oleh kecerdasan buatan.

———

#Refleksi program “Character Development Program dan Pesantren Softskills Academy”



–@am.nasrulloh–

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top