Sudah tertulis dalam lauh mahfuz siapa orang tua, pasangan dan anak kita. Menjadi anak ayah dan ibu adalah mutlak. Anak yang terlahir tidak bisa dipilih. Pasangan? Memiliki posisi sebagai variabel.
Bisakah menukar pasangan. Tentu bisa. Namun di dunia ini ada adab, norma, etika dan agama yang harus di junjung tinggi. Memiliki pasangan tidak seperti memiliih baju yang bisa di ganti atau di sedekahkan kapan pun. Parahnya ketika melihat rumput tetangga lebih hijau timbul rasa ingin memiliki.
Biarlah rumput yang terlihat lebih hijau itu tetap ada di halaman mereka, jangan diminta apalagi di cabut. Biarlah rasa yang timbul sebatas kekaguman tidak harus untuk di miliki.
Rumput tetaplah rumput, tidak akan berubah menjadi aglonema. Syukurilah apa yang ada di tanganmu. Jangan dilepas karena jika terlepas mungkin akan sulit kembali utuh.
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)