Ditulis oleh: Ani Wahyu Rachmawati (R&D Softskills Academy)
Perkembangan teori-teori yang membahas soft skills telah melalui berbagai tahapan sejak pertama kali dipublikasikan. Soft skills, yang mencakup keterampilan interpersonal dan intrapersonal, semakin diakui sebagai faktor penting dalam kesuksesan individu dan organisasi. Berikut adalah garis besar perkembangan teori soft skills sejak tahun 1950-an hingga tahun 2020-an:
- Awal Mula dan Definisi Awal (1950-an – 1980-an)
1950-an – 1960-an:
Kurt Lewin: Memperkenalkan konsep dinamika kelompok yang mempengaruhi perilaku individu dalam konteks sosial dan kerja.
Carl Rogers: Menekankan pentingnya keterampilan interpersonal dalam terapi dan pendidikan, mencakup empati, mendengarkan aktif, dan komunikasi efektif.
1970-an:
John Dewey: Mempromosikan pendidikan yang menekankan keterampilan sosial dan emosional sebagai bagian penting dari kurikulum.
David McClelland (1973): Mengusulkan bahwa pengukuran kompetensi (competence) lebih efektif dalam memprediksi kesuksesan pekerjaan dibandingkan dengan IQ, yang mencakup keterampilan seperti komunikasi dan manajemen diri.
1980-an: Pengakuan mulai berkembang bahwa soft skills penting untuk manajemen dan kepemimpinan.
Daniel Goleman: Mengembangkan konsep kecerdasan emosional (EQ), yang menggabungkan komponen soft skills seperti empati, pengendalian diri, dan motivasi sosial.
- Perkembangan Konsep dan Pengakuan Luas (1990-an – 2000-an)
1990-an:
Daniel Goleman (1995): Buku “Emotional Intelligence” menjadi sangat populer dan membawa konsep EQ ke panggung utama, menekankan pentingnya soft skills dalam dunia kerja.
Howard Gardner: Teori kecerdasan majemuknya termasuk kecerdasan interpersonal dan intrapersonal, yang mencakup komponen utama dari soft skills.
2000-an:
Pusat Pengembangan Kepemimpinan (Center for Creative Leadership): Menekankan pentingnya soft skills dalam kepemimpinan melalui penelitian dan program pelatihan.
World Economic Forum (2000): Mengidentifikasi keterampilan seperti kemampuan beradaptasi, komunikasi, dan kolaborasi sebagai keterampilan kunci untuk abad ke-21.
- Pengakuan Global dan Integrasi dalam Pendidikan dan Industri (2010-an – 2023)
2010-an:
Laporan McKinsey & Company (2012): Menyoroti kesenjangan keterampilan dan pentingnya soft skills dalam tenaga kerja global.
OECD: Mengembangkan kerangka kerja keterampilan abad ke-21 yang mencakup soft skills seperti pemikiran kritis, kreativitas, dan kolaborasi.
2020-an:
Pandemi COVID-19: Menekankan pentingnya keterampilan seperti ketahanan, fleksibilitas, dan komunikasi virtual.
LinkedIn Learning Reports (2020-2023): Mengidentifikasi soft skills seperti kreativitas, persuasi, kolaborasi, dan adaptabilitas sebagai keterampilan yang paling dicari oleh pemberi kerja.
- Teori dan Model Kontemporer
Integrasi Soft Skills dalam Kurikulum Pendidikan: Banyak negara mulai memasukkan pengembangan soft skills dalam kurikulum pendidikan formal, dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.
Penggunaan Teknologi untuk Pengembangan Soft Skills: Platform pembelajaran daring dan alat berbasis AI mulai digunakan untuk mengajarkan dan mengevaluasi soft skills.
Model Hybrid Work: Penelitian terbaru menunjukkan bahwa soft skills seperti komunikasi digital, manajemen waktu, dan pengendalian diri menjadi semakin penting dalam lingkungan kerja hybrid dan jarak jauh.
Penelitian dan Inovasi Terkini (hingga 2023)
Big Data dan Analitik: Penggunaan analitik untuk mengukur dan mengembangkan soft skills dalam organisasi.
Neuroscience of Soft Skills: Penelitian tentang bagaimana otak memproses dan mengembangkan keterampilan interpersonal dan intrapersonal.
Customized Training Programs: Pengembangan program pelatihan yang dipersonalisasi berdasarkan analisis kebutuhan individu dan organisasi.
PEMIKIRAN KRITIS
Dari perjalanan dipublikasikannya konsep softskills diatas, ada beberapa pemikiran kritis yang masih perlu kita bahas dan lengkapi hingga saat ini. Beberapa pemikiran kritis dan pertanyaan diantaranya adalah sebagai berikut:
Bagaimana Pengukuran dan Evaluasi Soft Skills Telah Berkembang Seiring Waktu?
Apakah terdapat metode yang efektif dan konsisten untuk mengukur dan mengevaluasi kemajuan dalam pengembangan soft skills? Bagaimana perubahan pendekatan pengukuran ini dari masa ke masa?
- Bagaimana Pengaruh Konteks Sosial, Ekonomi, dan Teknologi pada Perkembangan Soft Skills?
Bagaimana perubahan dalam konteks sosial, ekonomi, dan teknologi memengaruhi perkembangan dan pentingnya soft skills? Misalnya, bagaimana perubahan dalam pasar kerja global mempengaruhi kebutuhan akan keterampilan interpersonal?
- Apakah Soft Skills bersifat Universal atau terpengaruh oleh budaya dan konteks lokal?
Seberapa universal soft skills, dan seberapa banyak pengaruh budaya dan konteks lokal dalam pengembangannya? Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam penekanan pada jenis keterampilan tertentu di berbagai negara atau wilayah?
- Bagaimana Peran Pendidikan Formal dan Non-Formal dalam Pengembangan Soft Skills?
Bagaimana pendidikan formal dan non-formal telah berkontribusi dalam pengembangan soft skills? Apakah ada perbedaan dalam efektivitas pendekatan ini?
- Apakah Ada Tantangan dalam Integrasi Soft Skills dalam Kurikulum Pendidikan?
Apa saja tantangan dalam mengintegrasikan pembelajaran soft skills ke dalam kurikulum pendidikan formal? Bagaimana pendekatan terbaik untuk mengatasi tantangan ini?
Bagaimana Perubahan Dalam Dunia Kerja Mempengaruhi Perkembangan Soft Skills?
Bagaimana perkembangan dalam dunia kerja, seperti peningkatan dalam pekerjaan berbasis teknologi atau tren globalisasi, mempengaruhi jenis soft skills yang paling diminati?
Apakah Ada Perubahan dalam Persepsi dan Penerimaan Terhadap Soft Skills di Masyarakat?
Sejak awal hingga saat ini, apakah ada perubahan dalam persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap pentingnya soft skills dalam kehidupan sehari-hari dan kesuksesan karir?
- Bagaimana Soft Skills Berperan dalam Mengatasi Tantangan Global, Seperti Krisis Kesehatan atau Perubahan Iklim?
Apakah soft skills dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi tantangan global, seperti krisis kesehatan atau perubahan iklim? Bagaimana keterampilan ini dapat diterapkan untuk membangun ketahanan dan adaptabilitas dalam menghadapi situasi-situasi sulit?