Oleh: Lisa Kustina
Manusia adakalanya terjebak dalam masalah ataupun rutinitas yang membosankan. Terkadang ujian datang bertubi – tubi tanpa rasa kasihan yang membuat kita semakin tidak berdaya. Hingga kita merasa kecil, tidak berguna, merasa menjadi sampah, ataupun depresi. Ada hal – hal yang tidak bisa kita raih, selalu gagal, dan merasa lemah.
Tapi bukankah kita hidup untuk melewati ujian. Hidup adalah ujian. Kalau sudah tidak diuji artinya sudah meninggal. Kita diuji untuk membuktikan sebera kuat iman kita. Untuk bisa naik tingkat, kita harus bisa melewati beberapa ujian.
Bukan masalah hasil yang diperoleh. Tapi setelah berikhtiar semampu kita, keikhlasan menerima takdirnya adalah ujian berikutnya. Boleh jadi segala sesuatu yang tidak kita sukai malah yang terbaik untuk kita, dan bisa jadi yang kita sukai belum tentu yang terbaik untuk kita. Kita tidak bisa melihat masa depan. Tapi Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 216 yang berbunyi:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Untuk bisa mengetahui seberapa kuat kita, tentunya Allah akan memberikan beberapa kesulitan untuk meningkatkan kekuatan kita. Untuk bisa menjadi orang yang bersyukur, Allah akan memberikan ketakutan (bisa berupa kesulitan ataupun kekurangan). Kita bisa menghargai sesuatu setelah merasakan susahnya memperoleh hal tersebut.
Kita seringkali merasa lemah dan kecil ketika menghadapi kesulitan. Rasa gagal dan putus asa kerap menghantui, membuat kita merasa tak berdaya. Namun, di sinilah ujian sesungguhnya. Allah SWT tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Setiap ujian yang datang, seberat apapun, adalah kesempatan untuk mengasah keimanan, meningkatkan kesabaran, dan memperkuat ketahanan keimanan. Ia adalah ujian untuk mengukur seberapa kuat kita berpegang teguh pada tali agama dan seberapa besar ketawadhuan kita dalam menerima takdir. Janganlah kita menyerah pada rasa putus asa, karena sesungguhnya di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Dalam Surat Al-Insyirah Ayat 5, Allah berfirman:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا – Fa inna ma’al-‘usri yusrā
Artinya: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Allah SWT Maha Adil dan Maha Pengasih. Cobaan yang diberikan bukanlah untuk menghancurkan, melainkan untuk mengangkat derajat dan meninggikan martabat hamba-Nya yang beriman. Dengan melewati ujian dengan sabar dan ikhlas, kita akan memperoleh hikmah dan pelajaran berharga. Keberhasilan dan kegagalan bukanlah ukuran utama, melainkan bagaimana kita menjalani prosesnya dengan penuh keikhlasan dan tawakal kepada Allah SWT. Selalu ingatlah firman Allah SWT dalam Al-Quran, bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Dengan kesabaran dan keikhlasan, kita akan menemukan kekuatan batin yang mampu mengatasi segala rintangan dan meraih kemenangan di sisi-Nya. Janganlah pernah berhenti berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya tempat kita bergantung dan meminta kekuatan.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah Ayat 153
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ – Yā ayyuhallażīna āmanusta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha ma’aṣ-ṣābirīn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.